Seminar Kopi : Proyeksi Usaha Kopi Indonesia 5 Tahun ke Depan |
![]() |
![]() |
![]() |
Artikel | |||
Kamis, 06 Agustus 2015 16:22 | |||
Topik pertama yang dibahas adalah upaya peningkatan produksi kopi Indonesia yg disampaikan oleh Ditjenbun Kementan. Untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan mutu kopi, kegiatan tetap difokuskan pada peremajaan tanaman (kopi robusta), pengutuhan tanaman (kopi arabika) dan intensifikasi tanaman (kopi robusta dan arabika). Saat ini kemampuan APBN untuk kegiatan tersebut diatas terbatas karena terdapat komoditas unggulan lain yang menuntut hal yang sama. Kelembagaan petani perlu dikuatkan melalui pelatihan petani dan pendampingan. Dengan kelembagaan petani yang kuat, diharapkan petani mempunyai posisi tawar yang kuat, sehingga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Untuk itu pelatihan petani perlu ditingkatkan, demikian pula pendampingan dengan memperbanyak petugas pendamping di lapangan. Kemitraan usaha antara industri/eksportir dengan petani/kelompok tani perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan. Kemitraan usaha yang diharapkan adalah kemitraan yang profesional saling menguntungkan dan tidak terbatas hanya pada pemasaran hasil tetapi termasuk pelaksanaan teknis budidaya dan peningkatan mutu. Meningkatkan kualitas ekspor kopi dari kopi biji menjadi kopi bubuk atau produk olahan lainnya. Dengan demikian akan meningkatkan nilai tambah dan daya saing kopi Indonesia di pasar Internasional. Indonesia memiliki potensi yang besar untuk kopi spesialty. Untuk itu perlu terus diupayakan potensi kopi spesialty lainnya yang belum muncul dan bagi kopi spesialty yang telah dikenal serta memiliki nama agar segera dilakukan sertifikasi Indikasi Geografisnya. Pengembangan kopi ke depan dilaksanakan dalam model kawasan agribisnis kopi yang meliputi pengembangan dari hulu sampai hilir yang memerlukan infrastruktur yang cukup memadai antara lain jalan, listrik, energi dan pelabuhan.
Topik selanjutnya adalah tren permintaan dunia terhadap kopi Indonesia oleh GAEKI. Dalam 5 tahun terakhir, pertumbuhan konsumsi kopi dunia lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi, antara lain disebabkan : Pertumbuhan konsumsi kopi di negara konsumen baru (Rusia, Eropa Timur, China dll.), dewasa ini terus mengalami peningkatan, sehingga pada thn 2015 konsumsi kopi dunia diperkirakan dapat mencapai sekitar 155 juta karung. Menurut ICO, bahwa sejak tahun 2010 trend telah terjadi peningkatan konsumsi kopi dunia sebesar 2,5% per tahun. Sehingga pada tahun 2020, konsumsi kopi dunia diperkirakan akan mencapai 165 s/d 173 juta karung atau mengalami defisit sebesar 30 – 37 juta karung. Dengan terjadinya trend perubahan budaya dalam pola minum kopi, yaitu dari sistem konvensional (drip coffee) ke pola modern (espresso), menyebabkan kebutuhan kopi mengalami peningkatan dari 8 gram menjadi 15 gram per cangkir. Secara umum, dengan meningkatnya taraf hidup dan life style, telah mendorong terjadinya peningkatan tingkat konsumsi di negara produsen kopi (Brasil, Mexico, Indonesia, Vietnam, India).
Sementara itu AEKI menyampaikan topik tentang perkembangan kopi olahan dan diversifikasinya. Dewasa ini industri pengolahan kopi di dalam negeri semakin dinamis khususnya terhadap diversifikasi Produk Kopi Olahan, Cafe/Coffee Shop, Spesialti kopi, serta perangkat dan kelengkapan pengolah sajian minuman kopi. Dewasa ini juga lahir minuman yang berbahan bukan dari biji kopi yang disangrai, tetapi berbahan daun kopi, kulit buah kopi (Cascara), mungkin kedepan juga berkembang dari benalu kopi dan bisa juga bunga kopi. Secara Umum, diversifikasi minuman berbahan kopi dapat digolongkan dalam 3 Kelompok : Berbahan dasar kopi bubuk/tubruk, berbahan dasar kopi instan, dan berbahan dasar kopi biji goreng/espresso. Tren saat ini kopi bubuk dinikmati oleh kawula muda dan pecinta minum kopi dengan menggunakan peralatan yang disebut Manual Brewing. Masing-masing peralatan manual brewing memiliki kekhasan dalam penggunaan dan bahan baku kopinya. Kopi Instan dewasa ini juga banyak dipergunakan sebagai bahan pengganti kopi bubuk / tubruk karena lebih praktis dan tidak menyisakan ampas (sisa). Salah satu sajian minuman kopi berbahan kopi instan adalah Frappe yaitu minuman es kopi yang dibuat dari kopi instan. Cara membuatnya adalah dengan mencampur kopi instan, gula, dan air yang dikocok atau diblend sehingga membentuk busa. Sedangkan kopi Espresso dihasilkan dari ekstraksi kopi bubuk dengan menggunakan media air pada tekanan tertentu melalui sebuah mesin yang disebut mesin espresso. Kopi Espresso berwarna coklat kehitam hitaman, mengkilap dan beraroma kuat yang khas. Topik terakhir yang disampaikan adalah mengenai perkembangan usaha retail kopi dan cafe oleh AKSI/SCAI. Trend pasar kopi dalam negeri terus meningkat didorong oleh gaya hidup (Life Style), pendapatan per kapita terus meningkat, Informasi dan publikasi (iklan), harga yang semakin terjangkau dan diversifikasi produk (kopi bubuk, instant, mix, cappucino dll). Potensi kopi Indonesia sangat besar karena mempunyai 6 pulau besar penghasil kopi specialty yang mempunyai 6 originality dan citarasa yang berbeda yang disukai mancanegara. Saat ini AKSI sedang mendorong 5 fine robusta menjadi kopi spesialty didunia disamping kopi arabika yang sudah lebih dahulu menjadi inacaran konsumen kopi dunia. Kopi-kopi tersebut adalah robusta Lampung WIB, Bengkulu, Baron Jawa Tengah, Flores manggarai dan Jawa Timur WIB. Peluang peningkatan produksi kopi Indonesia masih terbuka lebar, karena permintaan komsumsi kopi baik lokal maupun internasional terus meningkat. Masih banyaknya lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman kopi, diterapkannya sistem budidaya perkebunan kopi yang baik (Good Agriculture Practices), penerapan sistem perkebunan kopi berkelanjutan (sustainable coffee production) serta pengoptimalan penggunaan teknologi / tenaga peneliti yang tersedia diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanaman kopi di Indonesia. Pengembangan kopi Nasional memerlukan komitmen, tekad dan upaya yang sungguh-sungguh dari stakeholders di bidang perkopian untuk mengimplementasikan langkah-langkah operasional yang didasarkan pada kebijakan pembangunan perkebunan secara proporsional dan dilaksanakan secara profesional sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi serta peran masing - masing. Disamping seminar kopi, acara yang berlangsung dari tanggal 1-9 Agustus 2015 ini juga menampilkan pameran yang berisi stand dari berbagai perusahaan industri kopi nasional, daerah penghasil kopi, cafe, roaster, waralaba yang bergerak di bidang kopi, industri mesin pengolahan kopi, lembaga penelitian di bidang kopi dan lain-lain serta acara workshop seperti teknik roasting, cup taste, coffee brewing, cafe clinic dan lain-lain.
|