USAHATANI KOPI TERPADU MODEL BALITTRI |
![]() |
![]() |
![]() |
Info Teknologi | |||
Oleh Administrator | |||
Senin, 20 Januari 2014 09:54 | |||
Tanaman kopi (Coffea sp) merupakan tanaman tahunan yang tidak menggunakan lahan secara maksimum seperti pada tanaman semusim (jagung, kacang tanah, padi, kedelai, dll), sehingga sangat memungkinkan untuk diusahakan secara bersamaan dengan komoditas lainnya dalam bentuk polatanam campuran. Pengembangan usahatani kopi secara monokultur, di awal pengusahaannya tidak akan memberikan pendapatan sampai tanaman berbuah pada umur 2 sampai 3 tahun setelah tanam. Kondisi ini tentunya mengakibatkan tataguna lahan tidak efisien dan memberikan dampak menurunnya gairah usahatani yang dilakukan.
Model usahatani kopi terpadu merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan, tidak hanya untuk meningkatkan tataguna lahan tetapi juga meningkatkan pendapatan petani secara berkelanjutan. Hal ini disebabkan karena produksi dan ragam produksi sudah diperoleh sebelum tanaman kopi menghasilkan. Model usahatani kopi dengan tanaman semusim, hortikultura, pakan ternak dan jenis tanaman lainnya yang sinergis akan dapat meningkatkan ketahanan usahatani yang dilakukan.
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALITTRI) telah membangun model usahatani kopi secara terpadu dengan mengintegrasikan antara berbagai model polatanam kopi dengan ternak domba, produksi minyak atsiri, bahan bakar nabati dan produksi pupuk organik. Model usahatani kopi yang dikembangkan antara lain : (1) Kopi + serai wangi + lamtoro + gamal. Serai wangi ditanam diantara dua barisan tanaman kopi sekaligus berfungsi sebagai penahan erosi.
Hasil hijauan dari serai wangi disuling untuk diambil minyak atsirinya, sedang limbah penyulingan difermentasi untuk tambahan pakan ternak. Tanaman lamtoro dan gamal digunakan sebagai penaung tanaman kopi, sedangkan hasil pangkasannya digunakan sebagai hijauan pakan ternak. (2) Kopi + serai wangi + kemiri sunan + gamal.
Tanaman kemiri sunan ditanam dengan jarak tanam (9,0 x 9,0)m sebagai tanaman penaung kopi, sedang tanaman gamal ditanam diantara tanaman kemiri sunan untuk menambah naungan tanaman kopi. Hasil biji dari tanaman kemiri sunan akan digunakan sebagai bahan bakar nabati baik berupa minyak kasar, biodisel, briket maupun sebagai bahan pupuk organik.
Minyak serai wangi juga dapat digunakan sebagai bahan bio-aditif untuk meningkatkan oktan number pada premium maupun menaikkan cetana number pada minyak diesel, sehingga kegiatan ini juga berperan serta sebagai sarana deseminasi dalam penyediaan bahan baku untuk bahan bakar nabati.
Disamping dua model polatanam kopi tersebut, Balittri juga mengembangkan model pola tanam dengan berbagai jenis tanaman penaung produktif, antara lain : (1) Kayu manis + kopi, (2). Belimbing wuluh + kopi, (3). Keluwak + kopi, (4). Salam + kopi, (5). Cermai + kopi, (6). Kelapa Salak + Kopi, (7). Kenari + kopi, (8). Asam kandis + Kopi, Panili + kopi dan (10). Pongamia + kopi. Berikut keragaan tanaman kopi arabika kartika-1 dengan beberapa jenis tanaman penaung
|